Sabtu, 12 September 2015

Renungan : Pelayan yang Baik Hati




Bertahun-tahun dahulu, pada malam hujan badai, seorang lelaki tua dan istrinya masuk ke sebuah lobby hotel kecil di Philadelphia. Mencoba menghindari hujan, pasangan ini mendekati meja resepsionis  untuk mendapatkan tempat bermalam.
“Dapatkah anda memberi kami sebuah kamar disini?” tanya sang suami.
Sang Pelayan, seorang laki-laki ramah dengan senyum memandang kepada pasangan itu dan menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota. “Semua kamar kami telah penuh”, pelayan berkata. “Tapi saya tidak dapat mengirim pasangan yang baik seperti anda keluar kehujanan pada pukul satu dini hari. Mungkin anda mau tidur di ruangan milik saya? Tidak terlalu bagus, tapi cukup untuk membuat anda tidur malam Ini.”

Ketika pasangan ini ragu-ragu, pelayan muda ini membujuk. “Jangan khawatir tentang saya. Saya akan baik-baik saja”, kata sang pelayan. Akhirnya pasangan ini setuju. Ketika pagi hari saat tagihan dibayar, laki-laki tua itu berkata pada sang pelayan, “Anda seperti seorang manager yang baik yang seharusnya menjadi pemilik hotel terbaik di Amerika. Mungkin suatu hari saya akan membangun sebuah hotel untuk anda.” Sang pelayan melihat mereka dan tersenyum. Mereka bertiga tertawa. Saat pasangan ini dalam perjalanan pergi, pasangan tua ini setuju bahwa pelayan yang sangat membantu ini sungguh sesuuatu yang langka, menemukan seorang yang ramah bersahabat dan penolong bukanlah suatu hal yang mudah.

Dua tahun berlalu. Sang pelayan hampir melupakan kejadian itu ketika ia menerima surat dari laki-laki tua tersebut. Surat tersebut mengingatkannya pada malam hujan badai dan disertai dengan tiket pulang pergi ke New York, meminta laki-laki muda ini datang mengunjungi pasangan tua tersebut. Laki-laki tua ini bertemu dengannya di New York, dan membawa dia ke sudut  Fifth Avenue and 34th Street. Dia menunjuk sebuah gedung baru yang megah disana, sebuah istana dengan batu kemerahan, dengan menara yang menjulang ke langit. “Itu,”kata laki-laki tua, “adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk engkau kelola”.

“Anda Pasti sedang bergurau,” jawab laki-laki muda. “Saya jamin, saya tidak,” kata laki-laki tua itu, dengan tersenyum lebar. Nama laki-laki Tua itu adalah Wiliam Waldorf Astor, dan struktur bangunan hotel megah tersebut adalah bentuk asli dari Waldorf-Astoria Hotel.

Laki-laki muda itu yang kemudian menjadi manager pertama adalah George C. Boldt. Pelayan muda ini tidak pernah melupakan kejadian yang membawa dia untuk menjadi manager dari salah satu jaringan hotel paling bergengsi di dunia.

Pelajarannya adalah ; Perlakukanlah semua orang dengan kasih, kemurahan dan hormat, dan anda tidak akan gagal. “Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar diantara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.” (Lukas 22:26)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar